
INFOMASE, Jakarta: Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injil Indonesia (PGLII) mendesak Presiden RI Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas berbagai kekerasan dan pembunuhan di Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua.
Peristiwa pembantaian oleh kelompok tertentu ini telah berwujud kepada korban manusia dan harta benda dari masyarakat sipil dan aparat keamanan.
“Ada 10 korban dalam peristiwa kekerasan dan pembunuhan di Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua, pada 16 Juli 2022. Tujuh korban meninggal dunia, dua korban sekarat, dan korban luka-luka,” ucap Ketua Umum PGLII Pdt Ronny Mandang dalam surat penyataan seruan hentikan kekerasan, yang diterima INFOMASE, di Jakarta, Kamis (21/7/2022).
Diantara korban yang meninggal dunia tercatat seorang tokoh agama Kristen setempat, Pdt Eliazer Baner dari Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) yang menjalankan tugas gereja di GKII wilayah Nduga.
“Rasa duka cita yang sangat mendalam kami sampaikan kepada seluruh keluarga para korban dan Gereja Kemah Injil Indonesia. Kiranya Tuhan memberi penghiburan dan kekuatan. Rasa penyesalan yang mendalam karena di antara korban terdapat tokoh agama setempat, Pendeta Eliaser Baner (54), yang adalah pelayan umat GKII,” ujar Ronny.
Buntut dari kekerasan ini, bahkan menimbulkan pengungsian masyarakat demi menghindari ancaman kekerasan. Pemerintah harus bertindak melindungi dan memberikan rasa aman secara maksimal pada masyarakat di tanah Papua, dalam segala kondisi agar tidak pernah mencederai rakyat sipil yang tidak bersenjata.
“PGLII mendesak kepada seluruh pihak baik kelompok-kelompok yang memegang senjata dan aparat keamanan untuk menghentikan berbagai bentuk kekerasan yang hingga kini masih belum berakhir,” imbuhnya.
Disaat yang sama, PGLII meminta Pemerintah membentuk Team Pencari Fakta dari unsur yang netral, yang melibatkan bidang yang terkait, maupun tokoh masyarakat guna menjamin profesionalisme, transparansi dan akuntabilitas.
“Agar peristiwa pada tanggal 16 Juli 2022 yang memakan korban sangat banyak dapat diusut dengan tuntas, transparan dan akuntabilitas,” papar Ronny.
PGLII menyerukan kepada Pemerintah dan aparat keamanan di seluruh wilayah Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Pegunungan dan Papua Tengah, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan pengamanan dalam tingkatan atau status “Tertib Sipil”.
“Demi tetap terciptanya damai serta toleransi diantara seluruh masyarakat di tanah Papua,” pesannya.
PGLII juga menyerukan kepada umat Kristiani di tanah Papua tetap harus mengutamakan pentingnya nilai-nilai iman Kristen sebagai tonggak hidup damai dan sejahtera.
“Narasi-narasi kekerasan bukanlah nilai-nilai iman Kristen dan praktek-praktek kekerasan bukanlah praktek keimanan Kristen,” harap Ronny.
Seperti diketahui, KKB Papua kembali melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil, di kabupaten Nduga Papua, Sabtu 16 Juli 2022. Aksi keji ini menyebabkan 11 orang meninggal dunia, yang diantaranya adalah tokoh agama.
“Negara tidak pernah menolerir siapapun yang berupaya menyebar teror, mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat, apalagi sampai menimbulkan korban meninggal dunia,” kata Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Selasa (19/7).
Moeldoko menilai aksi tersebut perbuatan kejam dan tidak berperikemanusiaan, karena menyerang warga yang sama sekali tidak berdaya. Terlebih, ada tokoh agama yang ikut menjadi korban dalam penyerangan tersebut.
“Apalagi ada tokoh agama yang ikut menjadi korban. Secara pribadi saya menyampaikan duka mendalam atas peristiwa ini,” ucap Moeldoko. (LG)