2.760 Peserta Lulus Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke-3

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril. INFOMASE FOTO: Humas Kemendikbudristek
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril. INFOMASE FOTO: Humas Kemendikbudristek

 

INFOMASE, Jakarta: Sebanyak 2.760 peserta PGP dinyatakan lulus sebagai Guru Penggerak dan berhak mendapatkan sertifikat Guru Penggerak.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril mengatakan, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) telah memasuki angkatan kelima dan mendapat sambutan luas dari guru-guru. Hal tersebut, tuturnya, menandakan bahwa program Guru Penggerak diterima di hati para pendidik.

“Untuk itu, saya ucapkan selamat kepada para peserta PPGP yang sudah selesai menempuh program pendidikan dan dinyatakan sebagai Guru Penggerak. Saya tahu, proses yang telah Bapak/Ibu jalani, mulai dari mengikuti seleksi, menjalani pendidikan hingga selesai program, tentu tidak mudah dan penuh dengan perjuangan,” ujar Iwan dalam siaran pers Humas Kemendikbudristek yang diterima redaksi Infomase.id, Kamis (21/7).

Iwan menuturkan, PPGP angkatan 3 awalnya diikuti oleh 2.801 guru dari 56 kabupaten/kota di 25 provinsi. Dalam perjalanannya, terdapat 38 peserta yang mengundurkan diri, sehingga pada akhir program jumlah peserta aktif sebanyak 2.763 orang, yang selanjutnya menjalankan program selama sembilan bulan.

Iwan mengatakan, selama pelaksanaan program, dirinya selalu mengikuti dan memantau proses yang dijalani peserta. Dia mengaku ikut merasakan bagaimana semangat bergerak dari para peserta terus tumbuh dan ada kekuatan yang mendorong untuk berbuat dan berkontribusi untuk pendidikan terbaik anak bangsa.

“Saya berharap Guru Penggerak yang lolos pada Angkatan 3 ini ke depan dapat membagikan praktek-praktek baik yang didapat selama mengikuti PPGP; Bapak/Ibu dapat menjadi coach atau mentor untuk pendidik lain serta dapat menularkan semangat dan membagikan praktek baik keilmuannya dalam pengembangan potensi guru-guru lain,” tuturnya.

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK Praptono, dalam laporannya mengatakan, pendidikan bagi Guru Penggerak angkatan 3 yang dimulai sejak 12 Agustus 2021 lalu, telah selesai pada 25 Juni 2022. Selama masa pelatihan, peserta menyelesaikan tiga paket modul yang terdiri dari 10 modul.

“Paket modul satu tentang paradigma dan visi guru penggerak, paket modul dua tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada anak, dan paket modul tiga tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sekolah,” tutur Praptono.

Dikatakan Praptono, selama program, peserta telah mendapatkan pendampingan dari pengajar praktek, dan telah melaksanakan lokakarya bersama rekan guru lainnya untuk menguatkan proses implementasi Merdeka Belajar dan internalisasi sebagai guru penggerak.

Pada akhir pendidikan program ini, peserta berbagi praktek baik melalui lokakarya panen hasil belajar. Dengan lokakarya itu masing-masing peserta dapat saling berbagi dan mendalami apa yang sudah dijalankan di sekolahnya masing-masing.

Praptono menuturkan, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 26 tahun 2022, pasal 13, sertifikat Guru Penggerak yang diperoleh peserta dapat digunakan untuk pemenuhan salah satu persyaratan sebagai kepala sekolah, pengawas sekolah, atau penugasan lain di bidang pendidikan.

Struktur Rapi

Salah satu peserta PPGP angkatan 3, guru dari Kabupaten Jember, Zaenul Fattah mengatakan, pendidikan selama sembilan bulan terasa sangat singkat. Banyak hal yang dia dapatkan selama program mulai dari modul lokakarya, pendamping, mentor, dan seluruh pihak yang berperan selama pendidikan.

“Program ini terstruktur dengan sangat rapi, dan ini membuat pelatihan kali ini terasa berbeda dengan pelatihan yang pernah saya ikuti sebelumnya,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Guru Penggerak angkatan 3 asal Kabupaten Barito Selatan Piagusleani D. Munthe. Dirinya mengaku senang karena dalam 9 bulan pendidikan dirinya mendapat pengalaman yang luar biasa.

Saat ditanya apa dampak yang paling terasa dari program ini, CGP angkatan 3 dari Kabupaten Karawang, Salim Munajat mengatakan, mulanya dia beranggapan bahwa siswa harusnya dijejali materi saja. Tetapi dengan program Guru Penggerak, kata dia, pola pikirnya berubah.

“Sekarang saya berpikir bahwa dalam mengajar, saya harus lebih memperhatikan kebutuhan siswa,” ujarnya. (BH)

Reaksi anda terhadap berita ini :
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0