Aktual – Tepercaya

4 Tips Mendidik Anak, Jangan Pernah Katakan Ini

Orang tuanya yang tidak percaya akan kemampuan anaknya, hanya akan membuat si anak tidak mampu mengembangkan bakat dan minatnya. (Foto : istimewa)
Orang tuanya yang tidak percaya akan kemampuan anaknya, hanya akan membuat si anak tidak mampu mengembangkan bakat dan minatnya. (Foto : istimewa)

INFOMASE, Jakarta: Dalam mendidik anak agar menjadi orang sukses, orang tua bisa memulainya dari si anak berusia dini. Para orang tua perlu membentuk karakter anak dengan sedemikian rupa, terutama terkait dengan pengambilan keputusan dan hal-hal penting lainnya yang kelak berguna.

Dasar ini tertuang dalam buku terbaru Margot Machol Bisnow, ‘Raising an Entrepreneur: How to Help Your Children Achieve Their Dreams’. Penulis dan pakar pengasuhan anak asal Amerika Serikat (AS) itu mewawancarai 70 orang tua yang membesarkan anak hingga menjadi orang dewasa yang sangat sukses. Secara umum, komunikasi orangtua memainkan peran besar dalam membentuk anak di masa depan.

-->

Berikut adalah ungkapan yang tidak pernah digunakan orang tua dari anak-anak yang tumbuh menjadi orang sukses:

Ayah/ibu tidak percaya kamu, jadi ayah/ibu mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah.

Semua orang tua menekankan pentingnya tanggung jawab sejak usia dini. Mereka ingin anak-anak mereka belajar bertanggung jawab, menghadapi masalahnya sendiri, belajar dari kesalahan dan lebih percaya diri seiring bertambahnya usia.

Tapi ini bukan hanya tentang PR sekolah. John Arrow, pemilik Mutual Mobile, sebuah perusahaan teknologi terkemuka, mengaku bahwa saat dia duduk di kelas lima, dia dan teman-temannya menulis surat kabar sekolah, yang langsung habis terjual. Namun, mereka gagal melakukan pengecekan fakta.

Akibatnya, Kepala sekolah sangat marah, dan teman-temannya mendapat masalah dengan orang tua mereka. Tetapi orang tua John berbeda, mereka tertawa dan menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya.

“Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya,” kata John.

Ayah/ibu memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apa pun yang kamu mau.

Memanjakan anak memiliki dampak negatif terhadap perkembangan anak. Kebiasaan memberikan semua keinginan anak secara tidak langsung membuat anak tidak bisa belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.

Anak yang terbiasa dimanja dengan uang akan menjadi malas, tidak termotivasi, dan juga mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Mereka akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional, dan mengalami kesulitan mengatasi masalah ketika mereka dewasa.

Disini, peran orang tua harus bisa memberikan pengertian kepada anak mengenai kegunaan dari uang saku dan fasilitas yang ada.

Tidak ada kegiatan sepulang sekolah sampai nilai kamu meningkat.

Disini pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua agar orang tua paham apa yang diinginkan anaknya. Karena banyak orang tua tidak memahami keinginan dan cita-cita anak-anak mereka. Beberapa anak sebenarnya tidak punya keinginan untuk pintar dalam akademis, namun orang tua justru memaksakan kehendaknya sendiri.

Orang tua seharusnya mendukung keinginan anak-anaknya. Sebab aktivitas bermain membantu anak belajar membuat permainan, aturan dan kesepakatan. Dengan begitu, anak memiliki kesempatan untuk belajar hingga mampu membuat keputusan.

Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus.

Memberi uang atau hadiah saat anak mendapat nilai bagus, atau saat anak berhasil dalam suatu hal, ternyata tidak disarankan. Saat orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai memuaskan di sekolah, potensi anak sulit untuk berkembang.

Nilai dan prestasi di sekolah memang penting, tapi jangan lupa kalau ada aspek lain yang harus orang tua perlu dukung perkembangannya agar aspek lain dalam kehidupan berjalan baik. (Nia)

Reaksi anda terhadap berita ini :
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0