BNPT: Radikalisme dan Terorisme Fitnah Besar yang Dapat Hancurkan Bangsa

Suasana Diskusi Panel yang digelar Universitas Indonesia membahas tentang Khilafatul Muslimin. INFOMASE FOTO: Humas UI
Suasana Diskusi Panel yang digelar Universitas Indonesia membahas tentang Khilafatul Muslimin. INFOMASE FOTO: Biro Humas dan KIP UI

 

INFOMASE, Depok: Radikalisme, terorisme, dan sejenisnya merupakan fitnah besar yang dapat menghancurkan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Khilafatul Muslimin.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen. Pol. R. A. Nurwahid mengatakan, Khilafatul Muslimin, telah berpolitisasi, bermetamorfosis, dan hingga saat ini telah menyebar ke berbagai daerah di seluruh nusantara.

Dipaparkan Nurwahid, selama bersinggungan dengan kegiatan pemberantasan terorisme dan radikalisme sejak tahun1995, Brigjen Nurwahid telah menangani kasus teroris di berbagai penjuru Nusantara. Menurutnya, lebih dari 90 persen pelaku teroris beridentitas Islam.

“Pelaku adalah oknum yang tidak bertanggung jawab karena memanipulasi ayat Alquran untuk dimanfaatkan sebagai hasutan dan ujaran kebencian,” ujar Nurwahid, Rabu (6/7) dalam Diskusi Panel bertajuk “Penguatan Resistansi Dunia Kampus dari Ancaman Gerakan Ideologi Klandestin Khilafatul Muslimin Guna Mencegah Terjadinya Disintegrasi Bangsa di Indonesia” seperti dilansir dari siaran pers Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia (UI) yang diterima redaksi Infomase.id, Rabu (6/7).

UI berkomitmen terhadap penguatan dan penanaman nilai-nilai Pancasila, kebangsaan, dan kebhinekaan. Sebagai kampus yang berintegritas, inklusif, toleran, humanis, dan bermartabat, UI menentang kelompok radikal yang memecah belah bangsa, termasuk kelompok Khilafatul Muslimin.

Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Abdul Haris, tujuan, visi, dan misi Khilafatul Muslimin tidak sesuai dengan komitmen kebangsaan Indonesia.

“Gerakan Khilafatul Muslimin yang mengobral ideologi khilafah, merasa mengamalkan Islam paling saleh, dan memiliki posisi intelektual yang mendukung ISIS, tentu tidak sesuai dengan komitmen kebangsaan kita yang luhur karena menyebabkan keresahan di tengah masyarakat,” kata Prof. Haris.

Dekan Fakultas Psikologi UI Bagus Takwin menuturkan, alasan utama seseorang bergabung dengan kelompok disentegrasi adalah adanya kepastian. Mereka merasa telah memilih jalan hidup yang benar di dunia dan akhirat ketika bergabung dengan kelompok tersebut.

“Visi, misi, dan tujuan kelompok disentegrasi, seperti Khilafatul Muslimin, dinilai memiliki kepastian yang menjanjikan dibandingkan dengan ideologi Pancasila. Pada kenyataannya, keberadaan kelompok tersebut justru tidak sesuai dengan nilai-nilai yang tertuang di dalam lima sila Pancasila,” papar Bagus.

Lebih lanjut Bagus mengatakan, jika dilihat dari sisi emosional, mereka yang memercayai golongan disentegrasi merasa hidup lebih bahagia dan terbantu secara moril maupun dukungan lainnya. Padahal, tidak ada agama yang mengajarkan pemahaman yang menyimpang dengan membunuh sesama manusia, membungkam pendapat yang tidak selaras, atau tindakan keji lainnya.

“Sebagai seseorang yang memiliki kesadaran dan pemahaman, sudah sewajarnya kita saling mengingatkan agar kerabat atau teman kita yang mempunyai pengaruh buruk dapat segera ditangani sehingga tidak menimbulkan gerakan disentegrasi yang berkepanjangan. Ini harus dilakukan karena hal buruk sekecil apa pun bila tidak ditangani akan semakin memburuk,” tutur Bagus.

Hal senada diungkap Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya (FIB) UI Bondan Kanumoyoso. Dikatakan Bondan, golongan Khilafatul Muslimin, harus disikapi dengan tepat oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Gerakan-gerakan yang mengatasnamakan agama namun sejatinya menolak kehadiran Pancasila harus ditangani dengan cepat karena merusak keberagaman di Tanah Air. Khilafatul Muslimin memiliki tujuan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Islam.

“Khilafatul yang mendukung gerakan ISIS memiliki niat untuk membenturkan Pancasila sehingga menimbulkan perpecahan yang merusak kebhinekaan bangsa,” tegas Bondan. (BH)

 

 

 

 

 

 

 

Reaksi anda terhadap berita ini :
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0