Cerita Kaesang Jatuh Bangun Pertahankan Bisnis di Masa Pandemi

Kaesang Pangarep saat berbicara di ajang PBB High Level Political Forum on Sustainable Development ECOSOC 2022 (HLPF ECOSOC 2022)
Kaesang Pangarep saat berbicara di ajang PBB High Level Political Forum on Sustainable Development ECOSOC 2022 (HLPF ECOSOC 2022)

 

INFOMASE, Jakarta: Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo dan pemilik Sang Pisang mengisahkan cerita tentang bisnisnya di masa pandemi Covid-19 dalam rangkaian pertemuan PBB High Level Political Forum on Sustainable Development ECOSOC 2022 (HLPF ECOSOC 2022) yang digelar atas kerjasama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan Pemerintah Republik Indonesia, Kamis (7/7) di New York, waktu setempat.

Acara yang mengusung tema “Promoting Partnership and Digitalization in the Creative Economy: From Survival to Thriving in the Post-Pandemic Recovery” ini menghadirkan panelis ahli dari berbagai negara, juga perwakilan perusahaan teknologi seperti Sea ltd.

Dalam kesempatan tersebut, Kaesang menceritakan kisahnya sebagai pelaku usaha kecil dan menengah yang ikut merasakan dampak dari pandemi Covie-19.

“Dari 100 outlet yang ada, kami harus menutup 40 outlet dan fokus pada outlet yang tersisa. Bahkan kami terpaksa memilih antara menyelamatkan Ternakopi atau fokus pada SangPisang. Dan kami memilih menutup Ternakopi dan fokus pada SangPisang,”ujar Kaesang dikutip dari Antaranews.com, Jumat (8/7).

Dia mengatakan dirinya harus mulai membangun strategi baru untuk bisa bertahan di tengah pandemi. Salah satunya dengan memanfaatkan platform digital.

“Dulu 90% penjualan dilakukan secara offline dan 10% online. Sekarang kita sudah mengandalkan penjualan online melalui platform seperti Shopee,”kata Kaesang.

Selain itu, Kaesang juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan yang positif di antara pelaku UMKM dan juga korporasi.

Co-Founder and Chief Operating Officer Sea Ye Gang mengatakan perusahaannya melalui Shopee merasakan bagaimana pertumbuhan UMKM yang memanfaatkan teknologi untuk dapat bertahan selama pandemi.

“Tidak hanya bertahan, kini mereka juga memanfaatkan platform ini untuk memperluas bisnis dan pasar mereka. Dan ini berdampak cukup besar bagi perekonomian secara umum,” katanya.

Duta Besar dan Wakil Tetap RI untuk PBB Arrmanatha Nasir mengatakan di Indonesia, ekonomi kreatif dan UMKM memiliki kontribusi hingga 70% terhadap GDP Indonesia.

“Potensi besar ekonomi kreatif dan UMKM perlu didorong oleh semangat kemitraan dan kolaborasi, khususnya antara perusahaan digital dan para pelaku ekonomi kreatif,”papar Arrmanatha.

HLPF ECOSOC 2022 merupakan forum utama untuk menilai kemajuan Agenda 2030 dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), berlangsung pada 5 hingga 15 Juli 2022.

Di bawah naungan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UN ECOSOC), Forum ini memberikan kesempatan kepada pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan mitra lainnya untuk berbagi pengalaman SDG mereka, termasuk praktik terbaik, pembelajaran, tantangan, serta keberhasilan.

Tema tahun ini “Membangun kembali dengan lebih baik dari penyakit coronavirus (COVID-19) dengan memajukan implementasi penuh Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan,” memungkinkan peserta untuk menilai dampak pandemi Covid-19 di semua tujuan SDG dan memeriksa bagaimana komunitas internasional dapat secara efektif pulih dari pandemi dan merespons pandemi di masa depan.

Selama rangkaian HLPF ECOSOC 2022 di PBB, Kaesang juga sempat bertemu dengan Presiden ECOSOC Collen Vixen.

Dalam pertemuan tersebut Kaesang yang dampingi Dubes dan Wakil Tetap RI di PBB Arrmanatha Nasir membahas adaptasi bisnis UMKM untuk bisa bertahan di masa pandemi, salah satunya melalui digitalisasi. (BH)

 

Reaksi anda terhadap berita ini :
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0