Dinkes Depok Belum Temukan Kasus Subvarian Omicron Centaurus

Ilustrasi Virus Corona. INFOMASE FOTO: Kemenkes
Ilustrasi Virus Corona. INFOMASE FOTO: Kemenkes

 

INFOMASE, Depok: Dinas Kesehatan Kota Depok belum menemukan kasus konfirmasi terkait virus corona Omicron subvarian Centaurus atau B 2.75. Meski demikian, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Depok masih tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati menuturkan sejauh ini pihaknya belum menemukan kasus positif Covid dengan varian Centaurus. “Kami belum mendapatkan infomasi dari Kementerian Kesehatan terkait subvarian ini,” ujar Mary di Depok, Jawa Barat, Rabu (20/7).

Hingga saat ini kasus konfirmasi virus corona masih terbilang tinggi di Depok. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Depok tercatat pada Selasa (19/7) terdapat penambahan kasus konfirmasi sebesar 219 orang. Sedangkan kasus sembuh sebanyak 11 orang. Tidak ada kasus meninggal.

“Jangan pernah lelah untuk tetap berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Tetap memakai masker, rajin mencuci tangan, senantiasa menjaga jarak dan jangan lupa untuk mendapatkan vaksinasi booster,” tutur Mary.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan melalui juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Mohammad Syahril melaporkan temuan tiga kasus subvarian Omicron BA.2.75 atau disebut Centaurus di Indonesia. Ketiga kasus tersebut ditemukan pada Minggu (17/7).

Dari ketiga kasus tersebut, satu kasus di Bali merupakan imported case dari seorang WNA. Sedangkan dua kasus di Jakarta, berdasarkan penyelidikan adalah transmisi lokal.

“Ada tiga subvarian subvarian BA.2.75. Yang di Bali iya (imported case). Yang di Jakarta lokal,” kata Syahril dikutip dari detikcom, Selasa (19/7).

Syahril juga membeberkan gejala yang dikeluhkan ketiga pasien masih ringan.Menurutnya, gejala yang muncul serupa dengan yang ditemukan pada pasien Omicron BA.4 dan BA.5.

“Sama saja, masih ringan seperti gejala Omicron BA. 4 dan BA. 5,” beber Syahril.Cent

Adapun beberapa gejala yang banyak dikeluhkan pasien adalah batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, sesak napas, pusing, mual/muntah, anosmia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan dua pasien BA.2.75 asal Jakarta mengalami gejala demam, batuk, dan sakit tenggorokan.

“Warga negara Australia tanpa gejala atau OTG. Ibu dan anak warga Jakarta mengalami gejala demam, sakit tenggorokan, dan batuk, serta tidak ada riwayat perjalanan luar negeri, mereka juga tidak dirawat di rumah sakit,”ujar Max dilansir dari CNN Indonesia.  (BH)

 

 

Reaksi anda terhadap berita ini :
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0