Mantan PM Jepang Shinzo Abe Wafat Tertembak, Warganet Khawatir Jepang Tak Lagi Damai

Peristiwa tertembaknya Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat tengah berkampanye untuk pemilihan parlemen. INFOMASE FOTO: Antara
Peristiwa tertembaknya Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat tengah berkampanye untuk pemilihan parlemen. INFOMASE FOTO: Antara

 

INFOMASE, Jepang: Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (67) meninggal dunia pada Jumat (8/7) setelah ditembak saat berkampanye untuk pemilihan parlemen, menurut lembaga penyiaran publik NHK.

Dilansir dari Antaranews.com, Jumat (8/7), seorang pria menembak pemimpin terlama di Jepang itu dari belakang dengan senjata buatan sendiri saat dia berpidato dalam kampanye pemilihan parlemen di wilayah bagian barat dari kota Nara.

Insiden penembakan terhadap Abe merupakan pembunuhan pertama terhadap seorang pejabat atau mantan perdana menteri Jepang sejak zaman militerisme sebelum perang di tahun 1930-an.

Perdana Menteri Fumio Kishida sangat mengutuk penembakan itu. Sementara rakyat Jepang dan para pemimpin dunia terkejut atas insiden penembakan yang menewaskan Shinzo Abe di negara yang jarang terjadi kekerasan politik serta ketatnya kontrol senjata.

“Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi selama pemilihan – dasar dari demokrasi kita – dan benar-benar tidak dapat dimaafkan,” kata Kishida, berjuang untuk menahan emosinya.

Warga negara Jepang yakni Koki Tanaka (26), seorang pekerja teknik informasi di Tokyo, menyuarakan pendapat serupa: “Saya tercengang bahwa hal seperti ini dapat terjadi di Jepang”

Pelarangan kepemilikan senjata api Jepang tidak mengizinkan penduduk sipil untuk memiliki pistol, dan para pemburu yang memiliki izin hanya dibolehkan untuk memiliki pistol rifle.

Para pemilik senjata api harus mengikuti sejumlah kelas, lulus ujian tertulis dan menjalani evaluasi psikologi dan pengecekan latar belakang.

Jika ada penembakan terjadi, biasanya itu melibatkan anggota geng “yakuza” yang menggunakan senjata ilegal. Ketika pembunuhan massal terjadi, seperti saat 19 orang tewas dibunuh di sebuah fasilitas untuk orang dengan gangguan jiwa pada 2016, hal itu biasanya dilakukan dengan pisau.

Reaksi terhadap penembakan itu membanjir media sosial. Pada Jumat petang topik terpopuler di Twitter Jepang adalah “Abe-san”.

“Saya terus gemetar. Ini adalah akhir dari Jepang yang damai,” kata seorang pengguna Twitter Nonochi.

“Ada banyak politikus yang saya ingin lihat pergi, namun pembunuhan tidak dapat dimengerti. Ini adalah awal dari berakhirnya demokrasi,” kata Nonochi. (BH)