
INFOMASE, Bali: Siapa tak kenal Ogoh-ogoh? Kesenian tradisional khas Bali ini selalu hadir saat Hari Raya Nyepi. Berbagai bentuknya yang unik dan menyeramkan dengan ukuran besar selalu sukses mencuri perhatian.
Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang digunakan dalam upacara tradisional Bali yang disebut “Ngrupuk” yang biasanya dilakukan pada malam sebelum Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari tahun baru Saka, kalender Bali.
Kesenian berbentuk raksasa ini dipercayai melambangkan roh jahat atau makhluk-makhluk mitologis yang diusir pada malam sebelum Hari Raya Nyepi.
Ogoh-ogoh dibuat dari bahan-bahan yang ringan seperti bambu dan kertas, yang dibentuk dan diberi warna sesuai dengan tema atau makhluk yang diinginkan. Setelah selesai dibuat, biasanya dipajang di tempat-tempat umum di desa-desa dan kota-kota Bali selama beberapa minggu sebelum Ngrupuk.
Pada malam Ngrupuk, para pemuda setempat membawanya ke jalan-jalan dan melakukan parade dengan menari dan menggerakkannya secara bergantian. Ada juga beberapa ogoh-ogoh yang dirancang untuk bergerak secara otomatis menggunakan sistem mekanik yang dioperasikan oleh para pemuda.
Setelah parade berakhir, ogoh-ogoh biasanya dibakar di sebuah lapangan terbuka sebagai simbol pengusiran roh jahat dan makhluk mitologis. Hal ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan sebagai awal tahun baru Saka yang dimulai pada hari berikutnya, Hari Raya Nyepi. (BH)