INFOMASE, Lampung: Melon oriental makuwauri mulai dikembangkan di Politeknik Negeri Lampung (Polinela) sejak 2018. Budidaya melon ini dilakukan di Seed Teaching Farm yang merupakan salah satu teaching factory (tefa) milik Polinela dengan menggunakan program dana padanan (matching fund).
Kegiatan pemuliaan tanaman melon tersebut dipimpin oleh Anung Wahyudi, yang merupakan dosen pada Program Studi (Prodi) D-4 Teknologi Perbenihan.
“Belajar dari pandemi, berbagai sektor kehidupan berubah. Imunitas menjadi sangat penting dan masyarakat harus banyak mengonsumsi buah untuk menjaga imunitas tubuh. Melon ini memiliki kulit tipis dengan kandungan gizi yang tinggi dan baik untuk tubuh, terutama menjaga imunitas,” kata Anung Wahyudi tentang alasannya mengembangkan buah dan bibit melon tersebut.
Bibit melon oriental makuwauri ini belum ada di Indonesia. Hampir 100 persen benih melon ini merupakan benih impor. Padahal, menurut Anung, melon ini memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan atau dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Perawatan tanaman melon ini pun terbilang mudah. Terpenting lagi, buah melon ini memiliki harga jual yang mahal dan peluang ekspor yang sangat terbuka.
“Biasanya satu tanaman buah Melon Makuwauri akan menghasilkan buah seberat 10 kilogram dengan harga per kilogramnya Rp50 ribu. Artinya, harga buah melon ini bisa dua kali lipat lebih mahal dari harga melon biasanya,” kata Anung yang mengaku sudah tertarik untuk meneliti melon ini sejak menempuh program doktoral di Jepang.
Di Polinela, budidaya dan pengembangan bibit buah melon oriental makuwauri dilakukan secara bersama-sama dengan mahasiswa. Pengembangan bibit buah melon tersebut, sekaligus merupakan bagian dari program pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL) yang melibatkan para mahasiswa Prodi Teknologi Perbenihan, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan.
Perlu waktu yang panjang untuk pengembangan benih melon tersebut, hingga akhirnya melalui bantuan program Matching Fund Vokasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Alhasil, Anung dan timnya berhasil mengembangkan dua varietas benih melon oriental makuwauri yang saat ini sedang dalam proses pendaftaran varietas di Kementerian Pertanian.
“Kami mendapatkan banyak sekali manfaat dari program Matching Fund. Keluaran dari program ini sangat banyak, tidak hanya bisa hilirisasi untuk produk benih, kami juga mendapati mitra industri, sampai pada sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa di sini,” jelas Anung.
Untuk diketahui, Matching Fund Vokasi merupakan bagian dari Merdeka Belajar Episode ke-11, yakni Kampus Merdeka Vokasi. Program ini diluncurkan Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) sebagai strategi penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi (PTV) dengan dunia kerja/industri. Proposal program ini dilakukan melalui platform Kedaireka dengan harapan, kolaborasi antara insan pendidikan tinggi vokasi dan mitra industri dapat tercipta lebih optimal.
Sementara itu, produksi benih dan buah dari melon oriental makuwauri yang dilakukan oleh Polinela tersebut dilakukan melalui skema hilirisasi produk atau teknologi dengan jumlah pendanaan senilai Rp495 juta. Mitra industri dalam program Matching Fund Vokasi 2021 adalah PT Habibi Digital Nusantara (Habibi Garden).
Dari program yang berlangsung di tahun 2021 tersebut, setidaknya Anung Wahyudi dan timnya sudah menghasilkan dua bibit melon oriental makuwauri yang kini siap menunggu proses hilirisasi. Kedua varietas bibit buah melon tersebut, yakni jenis ginseng makuwauri dan ougan makuwauri.
“Kami saat ini sedang menyiapkan dan melengkapi dokumen-dokumen kelengkapan, misalnya metode pemuliaan yang digunakan dalam pengembangan bibit ini, termasuk dokumen hasil uji lokasi dan sebagainya,” kata Anung.
Anung menjelaskan, bibit buah melon yang kini sedang didaftarkan di Kementerian Pertanian tersebut sudah diujicobakan di tiga tempat, yakni Lampung Barat, Bandar Lampung, dan Lampung Selatan. Hasilnya juga sangat baik, tanaman buah melon ini tumbuh dengan baik dan memiliki produktivitas buah yang sangat tinggi dengan rasa yang manis.
Dengan pengembangan berbagai benih dengan beragam varietas, Anung berharap petani buah di Indonesia akan memiliki varietas buah-buahan yang lebih beragam dan kaya. Terlebih, buah-buah tersebut merupakan hasil inovasi dari anak-anak negeri. (Nia)
Sumber : kemdikbud.go.id