INFOMASE, Depok: Pertandingan melawan Bhayangkara FC menjadi momen yang tidak akan pernah dilupakan oleh Robi Darwis. Untuk pertama kalinya pemain jebolan Diklat Persib itu merasakan atmosfer Liga 1 bersama Persib.
Pada penampilan pertamanya itu bobotoh banyak memberikan pujian kepada Robi, meski dirinya sempat melakukan kesalahan hingga pemain lawan bisa merebut bola dan mencetak gol. Namun meski demikian, penampilan pemain berusia 18 tahun itu mampu memukau penonton.
Robi sendiri mengaku tidak menyangka karena pelatih memberikan kesempatan kepadanya bermain sejak menit awal babak pertama. Laga tersebut menjadi sejarah baru serta pengalaman berharga untuk kedepannya.
“Untuk kemarin alhamdulillah dikasih kesempatan untuk debut, dan alhamdulilah berjalan lancar walaupun ada beberapa kendala. Mungkin itu kesalahan fatal dan menurut Robi itu sebagian dari proses,”tuturnya.
Banyak hal yang bisa dipetik dari penampilan pertamanya itu. Namun, hal itu justru menjadi tambahan motivasi agar selanjutnya bisa lebih baik dan memperbaiki kekurangan serta kesalahan.
“Kalau kaya kemarin kesalahan fatal akan Robi perbaiki dan tidak akan diulangi lagi. Itu jadi sebuah proses untuk lebih baik lagi. Kalau evaluasi ya lebih kayak oh gini situasinya, kayak di liga 1 itu lawan dan situasi beda dengan usia Robi. Itu jadi pengalaman banget buat Robi bagaimana bermain lebih dewasa,” katanya.
Dirinya merasakan perbedaan yang sangat jauh dibandingkan ketika masih bermain untuk Diklat Persib di turnamen EPA. Namun, Robi mengaku akan terus belajar khususnya dari para pemain senior supaya bisa kembali mendapatkan kesempatan bermain.
Dukungan dari keluarga pun menjadi motivasi untuk Robi, bahkan dirinya tidak ingin cepat puas dan masih banyak peluang kedepannya yang bisa diraih agar bisa memberikan yang terbaik untuk skuad Maung Bandung.
“Keluarga banyak memberi motivasi dan jadi alasan buat bangkit. Robi gak mau karena satu kesalahan jadi down, karena Robi masih muda dan banyak impian yang belum dicapai. Kalau untuk perbedaan antara Diklat dan tim senior pasti ada perbedaan, karena jenjangnya beda ini senior dan tekanan berbeda. Mungkin di junior gak ada suporter kalau ada sedikit tapi kalau senior dengan ribuan bobotoh dan tekanan dari luar itu jadi tantangan,” ujarnya.
Robi juga tidak ingin terbuai dengan pujian yang diberikan untuknya, karena sejak awal pasti akan menemui pujian dan tekanan. Apalagi dirinya membela salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia.
“Robi sendiri dari awal ya menganggap dihujat nggak jatuh, dipuji nggak terbang. Jadi pujian itu jadi motivasi untuk lebih baik lagi, bukannya buat sombong. Justru jadi motivasinya untuk lebih lagi. Karena di sepak bola nggak ada kata aman, walaupun sekarang bagus belum tentu bisa konsisten. Jadi gimana caranya bisa konsisten di pertandingan berikutnya,”ucapnya. (TGH)