
INFOMASE, Jakarta: Delegasi militer dari Rusia, Ukraina, dan Turki bertemu pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Istanbul pada Rabu (14/7) lalu untuk memulai pembicaraan tentang kelanjutan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam Odesa ketika krisis pangan global memburuk.
Turki telah bekerja dengan PBB untuk menengahi kesepakatan setelah invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022 telah mengerek harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk.
Meski hasil pertemuan itu belum diketahui, tetapi telah muncul kesadaran dari pihak-pihak yang bertikai bahwa perang di Ukraina telah memunculkan krisis baru bagi dunia di tengah pandemi Covid-19.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai hal tersebut merupakan andil dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jerman, Ukraina dan Rusia untuk mendorong gencatan senjata di Ukraina.
“Presiden yang membungkus upaya gencatan senjata dengan isu besar krisis pangan di negara berkembang menjadi dasar untuk pertemuan langsung wakil dari Ukraina dan Rusia di Turki kemarin tanggal 13 Juli,” ujar Hikmahanto seperti dikutip dari Antaranews, Kamis (14/7).
Hikmahanto mengatakan, pertemuan langsung Rusia-Ukraina perlu terus dijaga momentumnya sampai terjadi gencatan senjata demi menyelamatkan dunia, utamanya negara-negara berkembang.
Sepeeti diketahui, Ukraina dan Rusia adalah pemasok utama gandum dunia. Rusia juga pengekspor pupuk yang besar, sementara Ukraina adalah produsen minyak jagung dan bunga matahari yang signifikan. (BH)