Tarif Masuk Borobudur Tidak Naik, Ahli UGM Pandang Perlu Adanya Pembatasan

Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. INFOMASE FOTO: Unesco
Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. INFOMASE FOTO: Unesco

 

INFOMASE, Jakarta: Presiden Joko Widodo mememinta tarif masuk Candi Borobudur tidak dinaikkan. Hal itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

“Arahnya Pak Presiden, jadi intinya tidak ada kenaikan tarif. Tetap Rp 50.000, masih. Pelajar SMA ke bawah itu Rp 5.000,” ujar Basuki dilansir dari Kompas.com, Kamis (16/6).

Dipaparkan lebih lanjut, pemerintah akan membatasi kuota pengunjung yang akan naik ke atas candi. Selain itu, pengunjung tetap harus memakai guide tour (pemandu wisata).

“Nanti ada alas kaki disediakan. Tidak boleh pakai sepatu, karena itu mengikis batuan. Jadi memang disediakan alas kaki untuk naik ke atas,” tutur Basuki.

Kuota pengunjung yang naik ke candi rencananya juga dibatasi sekitar 1.200 orang per hari. “Jadi harus daftar online. Ini semua untuk pelestarian,” kata Basuki.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya menangkap kekhawatiran dan masukan yang muncul dari masyarakat mengenai tarif untuk turis lokal sebesar Rp750.000 ke Candi Borobudur yang dianggap terlalu tinggi. Dia pun menyampaikan terima kasih kepada semuanya atas perhatian yang begitu besar kepada warisan budaya kebanggaan Indonesia ini.

Nantinya, lanjut Luhut, semua calon turis yang ingin mengunjungi Candi Borobudur diwajibkan untuk melakukan reservasi secara online. Hal ini dilakukan untuk mengatur aliran pengunjung.

Warga lokal pun juga akan diajak untuk lebih berkontribusi. Semua turis nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Candi Borobudur.

Selain itu, turis diwajibkan untuk menggunakan sandal khusus “upanat” supaya tidak merusak tangga dan struktur bangunan yang ada di candi. Sandal ini akan diproduksi oleh warga dan UMKM di sekitar Candi Borobudur. BH)

Pengunjung Harus Dibatasi

Tenaga Ahli Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada Yoyok Wahyu Subroto mengatakan, terus terjadi gesekan di batu candi Menurut Yoyok, hampir separuh dari batuan Candi Borobudur merupakan hasil peninggalan bangunan dari abad ke-8. Apabila tidak dibatasi jumlah pengunjung yang menaiki candi, maka dikhawatirkan gesekan kaki dari ribuan pengunjung setiap harinya akan menyebabkan pengikisan batu-batu candi.

“Apalagi jika ada pengunjung yang sampai naik ke bagian stupa,” ujar Yoyok.

Dikatakan dia, kebijakan membatasi pengunjung yang naik ke bangunan candi memang bisa merugikan dari sisi ekonomi terkait penerimaan negara dari sisi sektor pariwisata. Akan tetapi bagi Yoyok dari sisi arsitektur bangunan bersejarah dan bidang ilmu arkeologi maka diperlukan upaya untuk mempertahankan tingkat keaslian bangunan candi dari relief hingga stupa.

“Perlu ada sinergi antara kebijakan upaya pelestarian dan pariwisata untuk saling konsolidasi dan kolaborasi,” kata Yoyok. (BH)

 

 

Reaksi anda terhadap berita ini :
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0